Pada posting ini adik –adik akan
mempelajari Struktur Teks
Drama dan Kaidah Kebahasaan Teks
Drama. Apa dan bagaimana Struktur Teks
Drama? Tuliskan dan jelaskan Kaidah
Kebahasaan Teks Drama? Bahasan ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
1. Struktur Teks
Drama
Struktur drama yang
berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut.
a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama
atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita (dalang)
untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya.
b.
Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang
dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.
Di
dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi,
sampai dengan resolusi.
1)
Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi.
2)
Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya: gangguan-gangguan,
halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh
utamanya. Pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama (yang
menyangkut protagonis dan antagonisnya).
3)
Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama, berupa babak akhir cerita yang
menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang dialami para tokohnya.
Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar
dengan kejadian sebelumnya.
c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah
drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan
maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.
2. Kaidah Kebahasaan Drama
Sebagaimana yang tampak pada
contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir
semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung
dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik (”....”).
Teks drama menggunakan kata
ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak
pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Lain halnya dengan bagian
dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga
digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut
bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah
aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu.
Sebagaimana halnya
percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya
kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di
dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Perhatikan
contoh berikut!
1. Selamat pagi, Anak-anak!
2. Selamat pagi, Buuuuuu!
3. Wah…jangan marah dong , aku kan cuma bercanda!
4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil?
5. Kenapa kamu selalu mengejek aku?
6. Memangnya kamu suka kalau diejek?
7. Aduh…maaf deh! Kamu marah ya, In?
Selain itu, teks drama
memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1)
Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal),
seperti: sebelum, sekarang, setelah itu,
mula-mula, kemudian.
2)
Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
4)
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh, seperti :
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
5)
Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
Demikian Pembahasan tentang Struktur Teks
Drama dan Kaidah Kebahasaan Teks
Drama semoga bermanfaat.
jadi ingat waktu jaman sma, belajar tentang drama
ReplyDelete