Contoh Proposal Program Kerja Komite Sekolah |
Contoh Proposal Program Kerja Komite Sekolah. Komite Sekolah adalah suatu lembaga mandiri di lingkungan sekolah dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arah, dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pada tingkat satuan pendidikan (sekolah).
1. Pendahuluan
Kegiatan yang diadakan oleh sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas sekolah, bukanlah suatu kegiatan yang asal ada dan tidak memiliki dasar yang kuat. Kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas suatu lembaga atau sekolah adalah kegiatan yang diawali dengan pemahaman diri lembaga atau sekolah yang bersangkutan secara baik. Upaya yang dilakukan untuk memahami secara baik tentang diri lembaga atau sekolah biasa disebut dengan evaluasi diri.
Evaluasi diri merupakan suatu upaya yang sistematis, terencana, dan terprogram untuk menghimpun dan menganalisis data yang handal dan dapat dipercaya kebenarannya untuk menyimpulkan kondisi yang sebenarnya yang apat digunakan oleh manajemen atau kepala sekolah sebagai landasan mengambil tindakan untuk kelangsungan lembaga atau program yang telah ditetapkan. Evaluasi diri dapat juga diartikan sebagai upaya suatu lembaga atau sekolah untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh lembaga atau sekolah sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan ancaman.
Evaluasi-diri bagi suatu lembaga bukan hanya suatu proses yang harus dilakukan pada saat-saat khusus atau tertentu (misalnya untuk mengajukan proposal suatu kegiatan tertentu), melainkan menjadi suatu aspek yang sangat dibutuhkan dalam daur pengembangan lembaga (sekolah), yang sangat berguna untuk penjaminan mutu internal, untuk melengkapi data dasar dari setiap sekolah, atau lembaga lainnya.
Satu hal yang perlu dipahami bersama, bahwa evaluasi diri dilakukan bukan untuk menyelesaikan masalah akan tetapi untuk upaya peningkatan dan pengembangan. Hal ini dapat dipahami karena hasil akhir pelaksanaan evaluasi diri berupa:
1) Pemahaman yang utuh mengenai kondisi dan situasi institusi (lembaga), baik di dalam institusi itu sendiri (kelemahan dan kekuatannya yang dimiliku lembaga/institusi) maupun lingkungan sekitar dimana lembaga (sekolah) yang bersangkutan berada dan berkembang (peluang dan ancaman atau tantangan yang dihadapi lembaga atau sekolah).
2) Arah pengembangan lembaga (sekolah) di masa mendatang, yang ditunjukkan dengan adanya visi, misi, dan tujuan lembaga atau sekolah yang bersangkutan dengan jelas dan dipahami dengan baik oleh semua pihak, baik yang berada di dalam maupun di luar lembaga atau sekolah yang bersangkutan.
3) Strategi pengembangan yang telah dipilih untuk mencapai tujuan lembaga atau sekolah yang telah ditetapkan tersebut.
Dalam penyusunan proposal peningkatan kualitas sekolah, penggunaan istilah investasi harus dibedakan dengan istilah kegiatan tau aktivitas. Investasi (investment) merupakan aktivitas atau kegiatan yang terbatas hanya pada pengadaan sumberdaya baik untuk kebutuhan pengembangan maupun untuk kebutuhan operasional. Aktivitas(activity) merupakan rangkaian kegiatan (mungkin di dalamnya tedapat kegiatan investasi) yang dilakukan oleh suatu lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perbedaan antara aktivitas (activity) dan investasi (investment) dalam penyusunan proposal peningkatan kualitas lembaga atau sekolah yang ingin meminta untuk mendapatkan bantuan dari pihak lain perlu dipahami dengan baik. Kegiatan baru dapat ditentukan setelah tujuan yang ingin dicapai ditetapkan dan adanya kegiatan tersebut menunjukkan investasi apa yang diperlukan. Investasi diadakan karena diperlukan untuk menunjang aktivitas atau kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Pembahasan
2.1 Dasar Pemikiran
Sebagaimana telah dijelaskan pada makalah sebelumnya, terutama makalah yang membahas partisipasi Komite Sekolah, bahwa manfaat peran serta komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah sangat besar. Peran komite sekolah hendaknya tidak “tamat” setelah adanya Biaya Operasional Sekolah (BOS). Apabila komite sekolah merasa tugasnya telah selesai setelah adanya BOS, maka berarti genderang kematian sekolah telah berbunyi. Untuk menghindari hal itu, pengurus Komite Sekolah hendaknya selalu aktif memeras segala daya dan kemampuannya untuk tetap memajukan sekolah dengan menggelar berbagai kegiatan yang bersifat fisik maupun nonfisik.
Berbagai kegiatan fisik yang tetap bisa diupayakan oleh komite sekolah adalah menggalang partisipasi masyarakat (orang tua wali murid, tokoh masyarakat, tokoh agama, para pengusaha, pemerintah desa, pemerintah daerah) untuk bersama-sama memikirkan kemajuan sekolah. Sekolah yang telah ada tidak akan mengalami kemajuan yang berarti apabila hanya mengandalkan BOS atau kemampuan sekolah semata. Kemajuan sekolah akan tercapai secara berarti apabila secara riil ada dukungan dan partisipasi dari komite sekolah.
Dahulu, masyarakat sangat senang untuk iuran membangun sekolah. Mereka menyediakan tanah untuk sekolah, membangun secara bergotong royong, dan merawat secara bersama-sama. Padahal, tingkat ekonomi masyarakat pada waktu itu masih sangat rendah. Anehnya, pada saat ekonomi masyarakat berangsung membaik, segala kebutuhan dengan mudah dapat tercukupi, semangat untuk merawat dan memajukan sekolah semakin pudar, apalagi semangat untuk membangun sekolah dari titik nol. Andaikan saja, tingkat partisipasi masyarakat terhadap kemajuan sekolah berjalan seiring dengan kemajuan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat, tentu seluruh sekolah yang ada di Indonesia tidak separah yang saat ini dirasakan. Tengok saja, di daerah-daerah pinggiran atau daerah terpencil, kondisi fisik sekolah sangat buram, kalau tidak mau dikatakan seperti “kandang ayam”. Oleh karena itu, mulai saat ini singsingkan lengan baju untuk bersama-sama membangun sekolah demi kemajuan anak bangsa yang kita banggakan bersama.
Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama antara komite sekolah dan sekolah antara lain membangun sarana sekolah yang tidak terjangkau oleh anggaran BOS atau bantuan Pemerintah Daerah. Sarana sekolah itu antara lain:
1) membangun taman sekolah,
2) membangun kamar mandi dan WC sekolah,
3) membangun lapangan bulu tangkis, tenis meja, atau bola voli,
4) membangun pagar sekolah atau gapura masuk sekolah,
5) membangun sarana pembelajaran di luar kelas,
6) membangun tempat parkir kendaraan guru dan siswa, dan lain-lain
Sebelum proses pembangunan itu dilaksanakan, tentu program itu dibicarakan terlebih dahulu secara bersama-sama antara anggota komite sekolah (orang tua wali murid), pengurus komite sekolah, dan sekolah. Setelah mereka setuju, program tersebut dapat dijadikan sebagai keputusan bersama.
Untuk mempermudah dalam proses pelaksanaannya, terutama dalam penggalian dana kepada pihak-pihak yang terkait, tentu dibutuhkan sebuah “Proposal Program”. Proposal inilah yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan program tersebut. Di dalam proposal tersebut memuat, Lata belakang pembuatan program, tujuan program, manfaat program, time schedule pelaksanaan program (jenis kegiatan dan alokasi waktu), anggaran biaya, kepanitiaan yang terlibat, sumber anggaran, dan hal lain-lain yang dianggap perlu.
Ada beberapa konsep dasar dalam pembuatan proposal, yaitu sebagai berikut.
1) Tentukan secara bersama-sama program yang hendak dibuat
2) Pertimbangan dengan masak-masak antara jumlah sumber daya yang dimiliki dengan program yang akan dikerjakan. (Jangan membuat program yang terlalu sulit untuk dicapai, karena keterbatasan dana dan sumber daya yang lain)
3) Uraikan latar belakang permasalahannya sehingga program tersebut memang sangat perlu untuk dilakukan
4) Jelaskan tujuan dan manfaat program itu, sehingga bisa meyakinkan semua pihak, bahwa program tersebut memang mempunyai manfaat yang besar bagi kemajuan sekolah
5) Jelaskan tempat dan waktu pelaksanaan dengan membuat tabel jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan secara rinci
6) Jelaskan anggaran yang dibutuhkan dengan membuat rincian sedetail mungkin dana yang dibutuhkan.
7) Jelaskan sumber dana yang diharapkan
8) Jelaskan susunan kepanitiaan yang terlibat. Usahakan seluruh unsur terlibat, sehingga mereka mempunyai tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan program tersebut dengan baik.
9) Jelaskan hal-hal lain yang dirasa perlu untuk dicantumkan
10) Lampirkan gambar, sketsa, atau hal lain yang bisa meyakinkan pembaca proposal untuk berkontribusi secara riil.
2.2 Struktur Program dan Kegiatan (Aktivitas)
Suatu proposal kegiatan pengembangan atau peningkatan kualitas suatu lembaga atau sekolah memuat lebih dari satu program pengembangan atau program peningkatan kualitas dan masing-masing program tediri atas satu atau lebih aktivitas yang akan dilaksanakan. Jenis kegiatan yang diusulkan harus bersifat aktivitas (bukan investasi) yang antara lain dapat berupa:
(1)Peningkatan manajemen proses belajar mengajar, antara lain dapat berupa; pembuatan sistem informasi manajemen pembelajaran, Pembenahan audit akademik, Peningkatan nsistem monitoring dan evaluasi, dan Penjamin mutu.
(2)Inovasi pembelajaran, antara lain apat berupa; Pengembangan media pembelajaran, Pengembangan bahan ajar, Peningkatan interaksi guru-siswa, Pengembangan soft-skills, Student based learning, Problem based learning
(3) Peningkatan sumber belajar dan dukungan pembelajaran (student support system).
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai struktur program dan kegiatan (aktivitas) serta penjabarannya dapat diilustrasikan pada Gambar 1 berikut ini.
2.3 Alur Penjabaran Kegiatan
Setiap aktivitas mempunyai minimum 5 (lima) bagian, yaitu (1) judul aktivitas, (2) tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (3) jadwal pelaksanaan, yang menunjukkan waktu dimulainya aktivitas, lama pelaksanaan aktivitas dan waktu berakhirnya aktivitas, (4) indikator keberhasilan, (5) penanggung jawab aktivitas.
Penjabaran suatu aktivitas harus dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti (1) mengapa aktivitas harus ada dan dilaksanakan, (2) apa tujuan aktivitas tersebut, (3) apa dampak adri aktivitas tersebut. (4). Mengapa aktivitas tersebut yang dipilih, karena untuk mencapai tujuan tentunya banyak cara atau banyak aktivitas yang dapat dilakukan, (5) bagaimana jadwal pelaksanaannya, (6) bagaimana kebutuhan sumberdaya untuk pelaksanaan aktivitas tersebut dan (7) siapa penaggung jawabnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka setiap aktivitas catau aktivitas harus dijabarkan sebagai berikut:
1) Judul Aktivitas
Setiap Aktivitas harus mempunyai judul. Judul harus dibuat dengan kalimat yang sangat singkat dan sedapat mungkin judul tersebut dapat memberikan gambaran besar/global mengenai aktivitas tersebut.
Setiap aktivitas harus mempunyai alasan mengapa aktivitas tersebut harus dilaksanakan. Umumnya yang diuraikan di sini adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh institusi dan akan diselesaikan dengan melaksanakan aktivitas. Masalah-masalah yang tercantum disini harus bisa ditemukan pada Laporan Hasil Evaluasi Diri. Oleh sebab itu, pada penjelasan Latar Belakang, sebaiknya disampaikan tentang masalah yang ingin diselesaikan serta nomor halaman dalam Laporan Evaluasi Diri yang menunjukkan adanya masalah tersebut.
3) Rasional
Pada umumnya masalah-masalah yang dicantumkan dalam latar belakang dapat diselesaikan melalui beberapa alternatif aktivitas. Oleh karena itu perlu alasan/rasional yang menjelaskan tentang pemilihan aktivitas tersebut, apakah karena aktivitas tersebut adalah aktivitas yang paling mungkin dilaksanakan, atau karena aktivitas tersebut paling sedikit membutuhkan sumber daya atau karena adal alasan lainnya. Untuk mengidentifikasi alasan yang akan dicantumkan pada bagian ini, dapat menggunakan alat bantuan (tools) yang disebut Force Field Analysis.
Secara rinci pada bagian rasional ini berisi rasionallisasi perlunya aktivitas itu dilakukan, yang meliputi:
· Argumentasi tentang mengapa usulan kegiatan/aktivitas tersebut merupakan pilihan yang paling tepat untuk menyelesaikan akar permasalahan.
· Keterkaitan antara latar belakang dan tujuan.
· Bagaimana kegiatan yang direncanakan dapat menyelesaikan masalah yang dipaparkan dalam latar belakang.
4) Tujuan
Pada dasarnya setiap aktivitas mempunyai tujuan yang jelas dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pada bagian ini diuraikan secara jelasa tentang tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan pencapaian tujuan direpresentasikan dengan tercapainya indikator-indikator yang dicantumkan pada bagian Indikator Keberhasilan atau Indikator Kinerja.
Tujuan yang ingin dicapai pada setiap aktivitas, antara lain berupa;
· Uraikan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan/aktivitas
· Kaitkan tujuan tersebut dengan isu pengembangan lembaga.
5) Mekanisme dan rancangan
Bagian ini berisi ringkasan mengenai rincian dan rancangan aktivitas. Uraian tersebut harus dapat menjelaskan tentang cara pencapaian tujuan dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dan diharapkan. Dalam mekanisme dan rancangan ini, diuraikan mengenai tahap-tahap aktivitas secara lebih rinci, Dimungkinkan suatu aktivitas mempunyai satu atau lebih sub aktivitas dan masing-masing sub aktivitas mempunyai sub-sub aktivitas yang lebih rinci lagi. Investasi atau pengadaan sumberdaya, tidak boleh dicantumkan sebagai bagian dari aktivitas.
Dalam mekanisme dan rancangan ini harus menjelaskan tentang;
· Langkah-langkah atau tahapan dan cara yang digunakan pada setiap aktivitas (sub-kegiatan) yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
· Fokuskan pada pencapaian indikator kinerja terkait.
6) Sumberdaya dan dana yang dibutuhkan
Bagian ini berisi uraian ringkas mengenai sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas, dan menjelaskan asal sumberdaya tersebut. Sumberdaya tidak hanya dapat diperoleh melalui PHK, namun juga bisa didapatkan dari sumber lain, termasuk dana non-pemerintah (DUDI). Dimungkinkan adanya suatu aktivitas yang tidak membutuhkan penambahan sumberdaya baru, tetapi menggunakan sumberdaya yang sudah ada, sehingga pada bagian ini tidak ada sumberdaya yang dibutuhkan.
Pada bagian ini harus disebutkan secara ringkas tentang jenis sumberdaya yang diperlukan (contoh: komputer, alat laboratorium, studi pelacakan, lokakarya, pelatihan staf, dst.), jumlah dana yang dibutuhkan untuk mengadakan sumberdaya tersebut, asal sumberdana yang akan digunakan sesuai dengan Komponen Pembiayaan yang boleh diusulkan (Eligible Cost Component) pada PHK. Sebagai contoh pelatihan staf dapat menggunakan koponen pembiayaan Pengembangan Staf Tidak Bergelar, pengadaan komputer dapat menggunakan komponen Peralatan, dsb.
Pada bagian ini harus menyebutkan jenis sumberdaya dan berapa dana yang diperlukan untuk melakukan setiap kegiatan/aktivitas. Sumberdaya dan dana dapat muncul sebagai akibat dari mekanisme dan rancangan yang disusun/dilaksanakan.
7) Jadwal kegiatan
Bagian ini berisi uraian ringkas tentang jadwal pelaksanaan aktivitas, dalam bentuk tabel (bar diagram). Subaktivitas atau tahapan aktivitas yang dicantumkan pada bagian ini, harus sama dengan subaktivitas atau tahapan aktivitas yang diuraikan pada bagian Mekanisme dan Rancangan.
8) Indikator keberhasilan/indikator kinerja
Pada bagian ini diuraikan usulan indikator kinerja atau indikator keberhasilan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan aktivitas. Indikator tersebut harus dapat mengukur dampak pelaksanaan aktivitas (outcome) dan apabila sulit, paling tidak harus dapat mengukur keluaran aktivitas (output). Indikator keberhasilan yang dicantumkan harus mengacu dan sesuai dengan tujuan aktivitas yang telah ditetapkan di bagian Tujuan. Metode yang digunakan untuk mengukur indikator kinerja, perlu dijelaskan secara rinci.
Contoh: keberhasilan aktivitas pelatihan guru tidak diukur dari jumlah guru yang mengikuti pelatihan, namun harus diukur dari peningkatan yang terjadi setelah guru tersebut mengikuti pelatihan misalnya peningkatan prestasi siswa, perbaikan cara guru mengajar, dsb.
Beberapa hal yang harus dipaparkan pada bagian Indikator kinerja dan target pencapaiannya antara lain:
· Indikator kinerja (outcome) dimaksudkan sebagai alat ukur pencapaian tujuan.
· Sebutkan target langsung dari setiap program pada pertengahan dan akhir program.
· Jelaslan cara mengukur masing-masing indikator kinerja.
· Masing-masing indikator harus dapat ditampilkan.
9) Keberlangsungan/keberlanjutan aktivitas
Pada dasarnya ada 2 jenis aktivitas dalam pengembangan suatu institusi, yaitu (1) aktivitas yang hanya dilakukan satu kali dan (2) aktivitas yang bisadilakukan berulangkali. Aktivitas ke 2, umumnya dikelompokkan sebagai aktivitas rutin atau aktivitas operasional. Apabila suatu aktivitas yang dianggap baik dan dapat dilakukan berulangkali, maka aktivitas tersebut dapat diadopsi sebagai aktivitas rutin institusi. Untuk aktivitas semacam ini perlu dijelaskan tentang mekanisme yang diadopsi untuk menjaga keberlangsungan aktivitas, baik dari segi kebijakan (policy), pendanaan maupun pemeliharaan sumberdaya hasil investasi.
Beberapa hal yang perlu dijabarkan pada bagian keberlanjutan dari aktivitas yang dilakukan yaitu baik dana maupun pengembangannya.
· Jelaskan bagaimana program ini dapat terus dilaksanakan setelah proyek atau dana bantuan selesai.
· Bagaimana Implikasi financial, alokasi sumberdaya, dan jelaskan komitmen manajemen terhadap keberlanjutan kegiatan.
10) Penanggungjawab aktivitas
Setiap aktivitas harus mempunyai seorang penanggungjawab yang akan bertanggungjawab atas terlaksananya aktivitas tersebut. Penanggungjawab aktivitas, sebaiknya bukan pejabat tertinggi pada institusi. Bila institusinya adalah sekolah, maka penanggungjawab aktivitas bukan kepala sekolahnya.
Contoh Proposal / Program Kerja Komite Sekolah Untuk mendapatkan gambaran secara riil tentang proposal program yang akan dibuat oleh para peserta pelatihan, berikut disajikan contoh proposal yang paling sederhana yang bisa dijakan rambu-rambu dalam penyusunan proposal.
A. Latar Belakang
Dalam rangka menambah keindahan, kebersihan, dan kerapihan lingkungan sekolah, Komite sekolah bersama Sekolah bermaksud membangun taman sekolah. Sebagaimana dapat dilihat bersama, saat ini, lingkungan sekolah yang kita cintai bersama terasa kurang sehat, karena masih ada sebagian halaman sekolah yang tergenang air pada saat musim hujan yang bisa dijadikan tempat bersarang nyamuk. Bahkan setiap hari tanah tersebut hanya digunakan untuk tempat pembuangan dan pembakaran sampah. Akibatnya, pemandangan di halaman sekolah tempat anak-anak kita menuntu ilmu dan bermain terlihat kurang nyaman untuk dilihat.
Melihat realita seperti itu, kami Komite Sekolah bersama sekolah bermaksud membangun taman sekolah. Taman tersebut direncakan dibangun di halaman sekolah sebelah kiri dengan ukuran 20 x 30 m. Demi terlaksananya program itu, kami mengundang partisipasi Bapk/Ibu semua baik secara fisik maupun nonfisik, baik berupa dana maupun tenaga. Semoga partispasi kita semua benar-benar bermanfaat bagi kemajuan sekolah dan kemajuan anak didik kita bersama.
B. Tujuan Program
Pembangunan Taman Bermain yang direncanakan bertujuan untuk:
a) Agar anak-anak mempunyai tempat bermain yang bersih.
b) Agar anak-anak tidak merasa bosan berada di lingkungan sekolah.
c) Agar lingkungan sekolah tanpak indah dan rapih.
d) Agar guru mempunyai tempat yang representatif untuk mengajar di luar kelas.
C. Manfaat Program
Taman Bermain yang hendak dibangun diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama:
a) Dapat digunakan anak-anak untuk bermain saat beristirahat.
b) dapat digunakan anak-anak untuk belajar saat menunggu jam masuk sekolah.
c) Dapat digunakan guru untuk mengajar di luar kelas.
d) Dapat digunakan masyarakat untuk mengasuh anak-anaknya di sore hari.
D. Jenis Kegiatan dan Alokasi Waktu
Jenis kegiatan dan perkiraan alokasi waktu pengerjaanya dapat dilihat pada gunchart berikut.
No | Jenis Kegiatan | Alokasi Waktu Bulan ke | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | ||
1 | Penggalian dana | ||||||
2 | Penimbunan tanah | ||||||
3 | Pembuatan taman | ||||||
4 | Pembuatan sarana bermain | ||||||
5 | Pengecatan | ||||||
6 | Pembuatan pagar | ||||||
7 | Peresmian | ||||||
8 | Perawatan | dst |
E. Anggaran Biaya
Untuk merealisakan program dimaksud, anggaran dana yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut.
No | Uraian | Harga Satuan | Biaya |
1 | Tanah 30 m3 | Rp 30.000 | Rp 900.000 |
2 | Semen 120 sak | Rp 60.000 | Rp 7.200.000 |
3 | Pasir 10 rit | Rp 300.000 | Rp 3.000.000 |
4 | Batu Kali 3 rit | Rp 300.000 | Rp 900.000 |
5 | Batu bata 3000 buah | Rp 150 | Rp 450.000 |
6 | Batu hias putih dan hitam 20 karung | Rp 20.000 | dst |
7 | Batu alam (kuning, hitam, hijau) 20 m | Rp 60.000 | |
8 | Bunga 30 macam | Rp 10.000 | |
9 | Bibit mangga, rambutan, kelapa, dll. | Rp 10.000 | |
10 | Ayunan 2 buah | Rp 500.000 | |
11 | Ganjang-ganjing 2 buah | Rp 500.000 | |
12 | Papan luncur 2 buah | Rp 400.000 | |
13 | Bangku lingkar putar 2 buah | Rp 600.000 | |
14 | Pagar besi keliling 100 m x tinggi 1 m | Rp 150.000 | |
Jumlah | Rp 20.000.000 |
F. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa
Penasehat : 1. Kepala Sekolah
2. Ketua Komite Sekolah
Ketua Panitia I : Jaelani (Pengurus Komite Sekolah)
Ketua Panitia II : Ukhrowi ( Guru Kelas VI)
Sekretaris I : Siti Nurhaliza (Pengurus KS)
Sekretaris II : Siti Zaenab (Guru Kelas)
Bendahara I : Imam Asrori (Pengurus KS)
Bendahara II : Tukul Arwana (Pengurus KS)
Seksi Penggalangan dana : 1. Ayu Azhari
2. Rahma Azhari
Seksi Pengadaan barang : 1. Rhoma Irama
2. Ikang Fauzi
Seksi Pengawasan : 1. Ungu Prasetiyo
2. Muhammad Slank
Seksi-seksi lain sesuaikan ...
G. Sumber Dana yang Diharapkan
1. Bantuan dari Desa Rp 2.000.000
2. Bantuan dari 200 Wali Murid @ Rp 5000 Rp 1.000.000
3. Bantuan dari PT Sawit Persada Rp 5.000.000
4. Bantuan dari PT Maju Tenan Rp 7.000.000
5. Alumni Rp 5.000.000
Jumlah Rp 20.000.000
H. Penutup
Demikian proposal ini bibuat, dengan memohon ridlo dari Allah SWT, mudah-mudahan dapat terwujud sesuai dengan jadwal yang telah direncakan.