JAWABAN MENGAPA KITA DAPAT MENDENGAR GAUNG DAN GEMA? JELASKAN PERBEDAAN KEDUANYA MELALUI ILUSTRASI BERUPA PERBEDAAN DIMENSI RUANGNYA!

 Jawaban pertanyaan Mengapa kita dapat mendengar gaung dan gema? Jelaskan perbedaan keduanya melalui ilustrasi berupa perbedaan dimensi ruangnya!

Jawaban pertanyaan Mengapa kita dapat mendengar gaung dan gema? Jelaskan perbedaan keduanya melalui ilustrasi berupa perbedaan dimensi ruangnya! Sebelumnya perlu diketahui Kompetensi Literasi dalam pembelajaran ini adalah: (1) Memahami paparan lisan tentang topik yang dikenali, mengidentifikasi ide pokok dan beberapa ide rinci dalam paparan tersebut, menjelaskan kembali dan menanggapi menggunakan pengetahuannya; (2) Menulis esai pendek untuk menggambarkan pengamatan dan pengalaman dengan lebih terstruktur.

Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi numerasi anak dari melihat tayangan: 1) Pandulah anak untuk menyimak dengan baik tayangan yang ditampilkan. 2) Dengan menyimak tayangan bersama anak, orang tua diharapkan ikut memahami materi yang disampaikan. 3) Perhatikan apakah anak memahami tugas yang disampaikan dalam tayangan. 4) Pandulah anak untuk mengerjakan tugas tersebut. 5) Berdiskusilah dengan guru jika anak membutuhkan bimbingan lebih lanjut.

Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan: 1) Pandulah anak memahami instruksi lisan dari tayangan program dengan cara meminta anak mengulanginya. orang tua juga perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak tentang kata-kata yang belum dipahami, lalu membantu menjelaskannya. Setelah anak mengerti, mintalah anak untuk membuat kalimat dari kata-kata tersebut. 2) Khusus untuk instruksi/pertanyaan tertulis (dalam bentuk teks), mintalah anak membaca kembali instruksi tersebut. 3) Pandulah anak untuk menyampaikan pendapatnya dengan melakukan diskusi. 4) Perhatikan bagaimana susunan kalimat yang dibuat anak. 5) Bantu anak agar bisa menyampaikan gagasan dengan kalimat yang benar dan runut. 6) Orang tua diharapkan bisa mengarahkan anak agar bisa mengemukakan pendapatnya lewat diskusi. Mintalah anak menyampaikan gagasannya secara lisan. Jika memungkinkan, direkam. 7) Untuk tugas tertulis, bantulah anak menuliskan baris demi baris tugasnya.

Berikut ini Jawaban pertanyaan Mengapa kita dapat mendengar gaung dan gema? Jelaskan perbedaan keduanya melalui ilustrasi berupa perbedaan dimensi ruangnya.

Jawaban: Kita dapat mendengar gaung dan gema karena bunyi memiliki sifat dapat dipantulkan, yaitu terjadi ketika bunyi mengenai suatu penghalang tertentu.
Perbedaannya:
1) Jika gema pantulan bunyinya kuat dan masih dapt di dengarkan oleh telinga
2) Jika gaung patulan bunyinya lemah dan susah untuk didengar
Kesimpulannya :
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar beberapa saat setelah bunyi asli, sedangkan gaung adalah bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli. Selain itu gema dihasilkan dari dinding pantulan minimum berjarak 16,2 meter dari sumber suara, sedangkan gaung terjadi jika jarak dinding dibawah pantulan minimum yaitu berjarak kurang dari 16,2 meter dari sumber suara.

Untuk para orang tua, ini ada beberapa tips dalam mendidikan anak. Berikut beberapa tips agar Anda sukses mendidik anak di masa-masa usia emas:
1. Mengarahkan anak dengan penuh rasa cinta dan kasih
Mengajar atau mengarahkan anak bukan dengan kata-kata kasar, melainkan tutur kata lemah lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Dengan begitu, sang anak akan mendengarkan dan menjalankan setiap arahan dari orangtuanya.
Jika dibentak, apalagi sampai melakukan kekerasan, anak justru akan merasa ketakutan dan bisa berdampak buruk bagi perkembangan otak maupun psikologisnya.

2. Jangan memberi contoh sikap buruk yang bisa ditiru anak
Di usia emas, si anak suka meniru orang-orang terdekatnya. Jadi hindari menunjukkan sikap buruk di depan anak dengan alasan apapun, seperti bertengkar, berkata kasar, ‘main tangan’, dan lainnya.
Jangan biasakan menakuti dan berbohong kepada anak agar mereka mendengarkan setiap perkataan Anda. Memori anak akan menyimpan segala hal kebohongan tersebut, dan bisa jadi terbawa sampai dewasa.

3. Selalu dengarkan dan beri dukungan ke anak
Begitu anak sudah mulai belajar bicara, bersosialisasi dengan sekitar atau teman-teman sebayanya, si anak mungkin saja menceritakan apapun ke Anda. Jadilah orangtua yang mampu mendengar cerita anak.
Dengan mendengarkannya, berarti Anda memberi dukungan kepada anak, sehingga dapat membentuk sifat percaya diri. Bila anak melakukan hal yang benar, apresiasi dengan pujian atau ciuman. Namun jika anak salah, berikan penjelasan secara perlahan. Jangan dimarahi atau dipukul.
Misalnya memukul temannya yang meminjam mainannya. Katakan pada anak bahwa harus saling berbagi dengan teman. Ketika bermain, harus saling meminjamkan.

4. Berikan rasa nyaman ke anak
Selain dukungan dan mendengarkan ceritanya, tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan rasa nyaman. Anda harus bisa menjadi teman baik bagi anak, sehingga mereka akan merasa nyaman dan terlindungi saat bersama Anda.
Keterbukaan juga penting. Dengan begitu, Anda akan tahu apa saja kesehariannya dan apa yang sedang dipikirkannya. Apa yang membuatnya sedih, senang, sehingga Anda dapat memberikan perhatian yang tepat.

5. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak
Anak dalam rentang usia emas memang senang bermain. Dengan bermain, dapat membuatnya mengenal dunia luar, lingkungan sekitar, meningkatkan kecerdasan, hingga bersosialisasi dan beradaptasi.
Oleh sebab itu, Anda harus bisa meluangkan waktu bermain dengan anak. Jika Anda bekerja, bagi waktu untuk dapat berkumpul dan bermain bersama anak. Misalnya setelah pulang kerja atau di hari libur. Biarkan anak bebas bermain dan jangan dikekang dengan berbagai peraturan yang dapat menghalangi kreativitas si anak.

6. Ajari sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi
Jadilah orangtua memberi teladan dan panutan bagi si anak. Salah satunya mengajarkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama. Misalnya saat ada anak lain membutuhkan bantuan, seperti baju atau sepatu, ajarkan anak untuk menyumbangkan baju layak pakainya.
Biarkan si anak yang menyerahkan sendiri baju tersebut agar dia senang dan punya pengalaman berkesan. Atau mengajarkan anak untuk bisa menghargai uang, menabung sedari kecil. Sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi akan berguna saat nanti si anak dewasa.

7. Ganti Kata Jangan dalam Mendidik Anak
Banyak orangtua yang menggunakan kata ‘jangan’ sebagai larangan. Contohnya jangan nakal, jangan berisik, jangan nangis, dan sebagainya. Sebaiknya mulai sekarang ganti kata tersebut dengan kalimat alternatif yang memberi rasa nyaman ke anak. Seperti jangan berantem = harus sayang sama teman ya, atau jangan berebut mainan = mainannya gantian ya.

Baca Juga
  

Terima kasih, semoga bermanfaat.



*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم