Pengertian Keterampilan Menyimak, Tujuan, Manfaat, Ragam, dan Tahap-tahap dalam Menyimak
a. Pengertian Meninyak dan Keterampilan Menyimak
Menyimak dapat bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28) menyatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi pembicara. (http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/Iim Rahmina.doc.). Keterampilan menyimak diartikan sebagai koordinasi komponen keterampilan mempersepsi, menganalisis dan menyintesis.
Pengertian menyimak menurut Amir Achsin dalam Depdikbud (1984:4) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi (sound identification), proses menyusun pemahaman dan penafsiran (construction process) dan proses penggunaan (utilization process) hasil pemahaman dan penafsiran itu serta proses penyimpanan atau ingatan (storage) hasil pemahaman dan penafsiran bunyi yang diterima dari luar. Dengan kata lain, menyimak adalah suatu rentetan proses mulai dari proses mengintifikasi bunyi, menyusun penafsiran, pemanfaatan hasil penafsiran dan proses penyimpanan serta proses menghubung-hubungkan hasil-hasil penafsiran itu Depdikbud (1984:5).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Ali, Lukman Dkk (1995:94) disebutkan bahwa menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang dibaca orang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interprestasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak.
b. Tujuan Menyimak
Menurut Logan ; Shrope dalam Tarigan (1994:56) menjelaskan tujuan pokok menyimak pada hakikatnya sebagai berikut :
1. Menyimak untuk belajar yaitu memperoleh pengetahuan dari ujaran pembicara.
2. Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan menggunakan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diajarkan atau diperdengarkan.
3. Menyimak untuk mengevaluasi.
Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain)
4. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan
Orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya.
5. Menyimak untuk komunikasi ide-idenya sendiri
Orang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
8. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan.
Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak, maka yang dilaksanakan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk mengapresiasi materi simakan.
c. Manfaat Menyimak
Manfaat menyimak sebagai berikut menurut Tarigan (1994:55) :
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sebab menyimak memiliki nilai informatif.
2. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan.
3. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat.
4. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif.
5. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
6. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus bahasanya.
7. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri.
Semua manfaat tersebut diharapkan diperoleh dalam kegiatan menyimak. Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh adalah menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan, serta meningkatkan dan menumbuhkan sikap apresiatif. Hal ini dikarenakan menyimak yang dilaksanakan adalah menyimak dongeng. Dongeng merupakan salah satu karya sastra yang perlu diapresiasi dan diambil nilai-nilainya.
d. Ragam Menyimak
Sebagaimana Achsin (1984:11) mengatakan bahwa kegiatan menyimak bentuknya beraneka ragam. Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan sumber suara, taraf aktifitas menyimak, dan tujuan spesifik. Ragam menyimak menurut (Achsin 1984:11-13) sebagai berikut :
1. Berdasarkan sumber suara yang disimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak, yaitu menyimak intrapribadi (intra personal listening) dan menyimak antar pribadi (inter personal listening). Menyimak intra pribadi suara yang disimak berasal dari diri sendiri, sedangkan menyimak antar pribadi adalah menyimak suara dari orang lain.
2. Berdasarkan taraf aktifitas menyimak
Berdasarkan taraf aktivitas menyimak seperti yang diungkapkan Wilga M. Rivers dalam Achsin (1984:11-12) dibedakan atas empat frase menyimak mulai dari sederhana sampai yang paling kompleks. Keempat Frase tersebut adalah :
a. Fase identifikasi adalah siswa memerlukan latihan dalam membedakan bunyi dan perbedaan makna yang disebabkan oleh tekanan, aksen, intonasi dan jeda.
b. Fase identifikasi dan seleksi tanpa retensi sebagai kemampuan pendengar menarik elemen-elemen dari untaian komunikasi yang menyatakan tujuan pembicaraan.
c. Fase identifikasi dan seleksi terpimpin, retensi jangka pendek. Pada fase ini seleksi terpimpin dan sudah dituntut untuk retensi jangka waktu jangka pendek dengan menggunakan latihan.
d. Fase identifikasi, seleksi dan retensi jangka panjang. Fase ini merupakan tingkat akhir di dalam pelajaran menyimak. Dalam taraf ini didorong untuk secara bebas dapat menyimak ragam materi.
Tarigan (1994:29) taraf hasil simakan, yaitu menyimak berkala, menyimak dengan perhatian dangkal, menyimak secara seksama, menyimak secara aktif, menyimak kreatif dan apresiatif.
1. Menyimak berkala adalah menyimak yang terjadi pada saat-saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mgangguan dengan
adanya selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
3. Menyimak secara seksama mengikuti jalan pikiran sang pembaca.
4. Menyimak secara efektif dengan cara menganalisa materi atau pesan yang disimaknya untuk kejelasan penyimak meminta informasi lebih lengkap tentang yang dikemukakan pembicara.
5. Menyimak kreatif dan apresiatif. Penyimak memberikan reaksi lebih jauh terhadap hasil simakan dengan memberi respon, setelah penyimak memahami dan menghayati pesan.
Tarigan (1994:35) mengatakan cara penyimakan ada dua ragam menyimak, yaitu menyimak intensif dan menyimak ekstensif.
1. Menyimak dengan cara intensif adalah melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketekunan, dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam dan mengetahui secara luas bahan simakannya. Yang termasuk kedalam menyimak intensif adalah menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak introgatif, dan menyimak selektif.
2. Menyimak ekstensif menurut Tarigan (1994:40-41) penyimak memahami materi simakan secara garis besar saja. Menyimak ekstensif meliputi menyimak sekunder, menyimak estetik dan menyimak sosial.
Tarigan( 1994:42-49) mengemukakan bahwa tujuan menyimak, yaitu terdiri dari menyimak sederhana, menyimak diskriminatif, menyimak santai, menyimak informatif, menyimak literature, menyimak kritis.
Menurut (Tarigan 1994:56-57) Menyimak dengan tujuan khusus adalah menyimak untuk belajar, menyimak untuk menghibur, menyimak untuk menilai, menyimak apresiatif, menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan, menyimak deskriminatif, menyimak pemecahan masalah.
Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor. Dalam penelitian ini ragam menyimak yang diterapkan adalah berdasarkan sumber suara yang disimak maka menyimak dongeng yang dilakukan termasuk menyimak antar pribadi. Berdasarkan taraf aktivitas menyimak maka termasuk menyimak aktif. Berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak kreatif dan berdasarkan tujuan menyimak termasuk menyimak informatif. Berdasarkan tujuan khusus termasuk menyimak apresiatif.
e. Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak
Menurut Tarigan (1994:99-107) faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak adalah sebagai berikut :
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak .
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak.Faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologi yang negatif memberi pengaruh yang buruk.
3. Faktor Pengalaman
Sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman. Kurang minat agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman menyimak
4. Faktor Motivasi
Motivasi adalah salah satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan seseorang, kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil dengan menyimak.
5. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi dalam menyimak, misalnya lingkungan fisik, lingkungan sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalam, mengekspresikan, serta mengevaluasikan ide-ide.
Faktor–Faktor diatas perlu diperhatikan dalam pembelajaran menyimak dongeng. Semua Faktor tersebut juga menunjang peningkatan keterampilan menyimak, khususnya menyimak dongeng.
f. Tahap-tahap dalam Menyimak
Tahap-tahap menyimak menurut Anderson dalam tarigan (1994:30-31) adalah sebagai berikut :
1. Mendengar bunyi kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan.
2. Menyimak sebentar-sebentar
3. Setengah menyimak
4. Penyimak mengikuti pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk mengekspresikan ide sendiri.
5. Menyimak secara pasif dengan sedikit respons yang kelihatan
6. Menyimak secara sempit
6. Menyimak serta membentuk asosiasi-asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan pengalaman pribadi seseorang.
7. Menyimak suatu laporan
8. Menyimak secara kritis.
9. Menyimak secara apresiatif dan kreatif dengan respons mental dan emosional sejati.
g. Penilaian Keterampilan Menyimak
Depdiknas (2004:4) penyusunan kurikulum merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Pembaruan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik-praktik pembelajaran di kelas yang dengan sendirinya akan mengubah praktik-praktik penilaian. Depdiknas (2004:4-6) dalam penelitian dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dengan pengumpulan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and Pencil) berbasis kelas, evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran.Demikian halnya penilaian keterampilan menyimak .
Penilaian dapat dilakukan melalui tes. Tes keterampilan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap dan memahami informasi yang terkandung di dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran. Tes menyimak ini dilakukan dengan beberapa jenis tes yaitu : (1) Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan, (2) Tes menyimak tingkat pemahaman, (3) Tes menyimak tingkat penerapan, (4) Tes menyimak tingkat analisis.
Jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban ini dengan melakukan penskoran berdasarkan jumlah soal dan bobot soal, sedangkan hasil simakan yang berupa respon dinilai berdasarkan dengan apa yang diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan simakan.